"Kalo cuman tau anggrek tapi nggatau cara hidupnya ya kurang greget kayaknya. Nah, kali ini akan dibahas cara hidup anggrek biar lebih mudah nemuin anggrek di alam dan makin "memahami" anggrek."
Anggrek dalam beradaptasi dengan lingkungannya di alam
memiliki beberapa tipe cara hidup. Cara hidup masing – masing anggrek akan
menentukan caranya dalam memperoleh nutrien. Cara hidup tersebut antara lain
terestrik, epifit, lithofit, amoebofit, maupun saprofit.
Anggrek
terestrik adalah anggrek yang hidup di tanah, sehingga disebut juga anggrek
tanah. Anggrek tanah menyerap nutrien langsung dari tanah untuk digunakan dalam
proses asimilasi. Anggrek ini memiliki pseudobulb (umbi semu) yang berukuran
kecil dan tertanam di tanah. Contohnya adalah Spathoglottis plicata, Goodyera reticulata, Phaius tankervilae, Malaxis
sp., Paphiopedillum sp., dan sebagainya. Namun, ada beberapa spesies
anggrek yang dapat dikatakan memiliki cara hidup yang semiterestrik, misalnya Arachnis flos-aeris dan Vanda hookeriana atau Vanda potlot.
Walaupun anggrek ini tumbuh langsung dari permukaan tanah, namun Arachnis flos-aeris dan Vanda hookeriana juga memiliki akar
udara untuk menyerap nutrisi di udara dan menempel pada inangnya untuk menjaga
tubuhnya.
Epifit
Anggrek
epifit adalah anggrek yang hidupnya menempel pada tumbuhan atau pohon lain yang
berfungsi sebagai pohon inangnya. Walaupun hidup menempel, anggrek epifit tidak
menyerap nutrien dari pohon inangnya, melainkan melakukan proses asimilasi
sendiri dengan cara menyerap nutrien di udara dengan menggunakan akar udaranya.
Anggrek epifit sangat banyak ditemui dan tersebar luas di Indonesia. Hal ini
dikarenakan hidupnya yang menempel di pohon yang tinggi, sehingga mampu
menyebar biji dengan bantuan angin, sehingga sebaran bijinya menjadi lebih
luas. Contoh anggrek epifit adalah Phalaenopsis
amabilis, Vanda tricolor, Aerides odorata, Coelogyne pandurata, Dendrobium
crumenatum, Eria retusa, Acriopsis javanica
dan sebagainya.
Lithofit
Lithofit
berasal dari kata lithos yang berarti
“batu”. Anggrek lithofit adalah anggrek yang hidupnya menempel di batu. Anggrek
ini memiliki karakter yang menyerupai anggrek epifit, seperti karakter akar
yang besar, daun yang sukulen, dan sebagainya. Perlu dicermati juga bahwa
anggrek terestrik seperti Spathoglottis
plicata juga dapat ditemui menempel di bebatuan. Hal ini tidak berarti
bahwa anggrek tersebut merupakan anggrek lithofit. Anggrek tanah mampu hidup
menempel pada batu dikarenakan batuan tersebut telah mengalami pelapukan
terlebih dahulu, sehingga terdapat spot-spot yang mengandung tanah. Nah,
anggrek terestrik tersebut hidupnya pada tanah hasil pelapukan batuan tersebut.
Contoh anggrek lithofit adalah Paphiopedillum
sanderium.
Amoebofit
Cara
hidup amoebofit tidak hanya dimiliki oleh anggrek saja. Cara hidup seperti ini
adalah cara hidup dari bunga bangkai, seperti Rafflesia arnoldii. Cara hidup amoebofit dicirikan oleh adanya
pergiliran cara hidup antara fase vegetatif dengan fase generatif. Anggrek
amoebofit memiliki umbi yang berfungsi sebagai tempat menimbun cadangan
makanan. Anggrek ini cenderung berkembang ketika musim penghujan dan dormansi
ketika musim kemarau. Ketika musim hujan, anggrek ini akan mengeluarkan kuncup
daun untuk memulai fase vegetatifnya, yaitu fase berdaun. Pada fase ini, anggrek
amoebofit hanya mampu mengeluarkan satu daun dari umbinya. Daun ini berfungsi
untuk melakukan asimilasi (fotosintesis), sehingga diperoleh nutrisi yang cukup
untuk melanjutkan ke fase generatif. Ketika nutrisi sudah terpenuhi, maka akan
dilanjutkan dengan fase generatif, yaitu fase berbunga. Pada fase ini,
kedudukan daun akan digantikan oleh tangkai induk pembungaan. Anggrek amoebofit
memiliki tipe pembungaan tandan. Bunga dari anggrek ini cenderung cepat
mengalami pembuahan. Contoh anggrek amoebofit adalah Nervilia sp.
Saprofit
Anggrek
saprofit memiliki cara hidup seperti jamur, yaitu hidup di tempat yang memiliki
kandungan bahan organik tinggi, misalnya pasa serasah daun. Karena hidup di
tempat yang memiliki kandungan bahan organik tinggi, anggrek saprofit tidak
perlu melakukan fotosintesis, sehingga anggrek ini tidak mempunyai pigmen
fotosintesis. Contohnya adalah Epipogeum sp..
Epipogeum sp. banyak ditemukan di
lantai hutan yang tertutup atau terlindung dari cahaya matahari. Anggrek ini
juga dikenal dengan nama “ghosh orchid” karena berwarna putih di seluruh bagian
tubuhnya. Di Indonesia, jenis Epipogeum yang sering ditemui adalah E. roseum.
Nah, udah tau kan cara hidup anggrek di alam itu kayak gimana. Semoga bermanfaat ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar